One Happy Family : Joko, Aji, Ajeng dan Ary
Selasa, 25 Maret 2008
Senin, 24 Maret 2008
Sabtu, 22 Maret 2008
TERKATUNG Sebuah Awal...
KARTUN. Ya , gambar lucu itu begitu menyita perhatianku sejak aku duduk di bangku SMP. Menikmati kartun dengan segala kelucuannya adalah sebuah kesenangan yang teramat. Kolom kartun di koran-koran minggu ataupun majalah pasti kupelototi dengan senyum kegembiraan sekaligus keheranan, "kok bisa sih orang bikin gambar seperti ini..."
Aku pun mencoba menggambar menciptakan tokoh kartun. Awalnya gambar kepala saja. Sulit juga awalnya. Buku pelajaranku penuh dengan coretan coba-coba itu.
Ketika SMA, aku sudah bisa menggambar tokoh kartun secara utuh. Tapi aku belum berani mengirim gambar kartun atau tepatnya belum tahu cara mengirim kartun ke sebuah media.
Beruntung aku kemudian mengenal adik -adik kelas kelas yang ternyata juga hobi bikin kartun. Mereka adalah Takari, Tanto dan Noerhidayat. Waktu itu aku sudah kuliah semester pertama di Fak Hukum Undip, Semarang. Kami pun sepakat membentuk wadah atau organisasi kartun di kotaku Ungaran. Waktu itu sedang menjamur kelompok-kelompok kartun di berbagai kota, seperti Secac ( Semarang ), Kokkang (Kaliwungu), Pakyo (Jogja), Pakarso (Solo) dan lain sebagainya. Sekitar bulan Juni 1984 lahirlah TERKATUNG kependekan dari Terminal Kartun Ungaran.
PAMERAN. Sebagai awal terbentuknya organisasi, kami langsung membuat Pameran Kartun di Ungaran. Padahal karya kami belum pernah masuk di media, kecuali Noerhidayat yang sudah beberapa kali karyanya di muat di majalah anak di Jakarta. Puas rasanya bisa menyelenggarakan Pameran Kartun di kota sendiri. Setahun kemudian, di Semarang diselenggarakan Pameran Kartun dan Temu Kartunis Nasioanal. Sebuah even yang yang kami tunggu-tunggu telah tiba. Kami pun ikut acara tersebut. Biar lebih pede kami buat kaos seragam hitam dengan tulisan TERKATUNG plus stiker. Kami bagi-bagi stiker itu ke teman-teman kartunis. Dan, khusus kartunis senior macam Mas GM Sudarta dan Mas Pramono kami beri juga kaos Terkatung he..hee...
Dari pergaulan itulah kami jadi tahu cara mengirim kartun, tentang ukuran kertas, alat yang dipakai agar bisa menembus ke media massa.
Aku pun mencoba menggambar menciptakan tokoh kartun. Awalnya gambar kepala saja. Sulit juga awalnya. Buku pelajaranku penuh dengan coretan coba-coba itu.
Ketika SMA, aku sudah bisa menggambar tokoh kartun secara utuh. Tapi aku belum berani mengirim gambar kartun atau tepatnya belum tahu cara mengirim kartun ke sebuah media.
Beruntung aku kemudian mengenal adik -adik kelas kelas yang ternyata juga hobi bikin kartun. Mereka adalah Takari, Tanto dan Noerhidayat. Waktu itu aku sudah kuliah semester pertama di Fak Hukum Undip, Semarang. Kami pun sepakat membentuk wadah atau organisasi kartun di kotaku Ungaran. Waktu itu sedang menjamur kelompok-kelompok kartun di berbagai kota, seperti Secac ( Semarang ), Kokkang (Kaliwungu), Pakyo (Jogja), Pakarso (Solo) dan lain sebagainya. Sekitar bulan Juni 1984 lahirlah TERKATUNG kependekan dari Terminal Kartun Ungaran.
PAMERAN. Sebagai awal terbentuknya organisasi, kami langsung membuat Pameran Kartun di Ungaran. Padahal karya kami belum pernah masuk di media, kecuali Noerhidayat yang sudah beberapa kali karyanya di muat di majalah anak di Jakarta. Puas rasanya bisa menyelenggarakan Pameran Kartun di kota sendiri. Setahun kemudian, di Semarang diselenggarakan Pameran Kartun dan Temu Kartunis Nasioanal. Sebuah even yang yang kami tunggu-tunggu telah tiba. Kami pun ikut acara tersebut. Biar lebih pede kami buat kaos seragam hitam dengan tulisan TERKATUNG plus stiker. Kami bagi-bagi stiker itu ke teman-teman kartunis. Dan, khusus kartunis senior macam Mas GM Sudarta dan Mas Pramono kami beri juga kaos Terkatung he..hee...
Dari pergaulan itulah kami jadi tahu cara mengirim kartun, tentang ukuran kertas, alat yang dipakai agar bisa menembus ke media massa.
Langganan:
Postingan (Atom)